Awal munculnya teknologi seluler di dunia, khususnya di Indonesia, memang tak lepas dari peran penting sebuah perusahaan telekomunikasi raksasa yaitu NOKIA pada masa itu yang dikenal dengan slogannya “Connecting People”. Sebuah slogan yang membenarkan fungsi teknologi seluler untuk memudahkan setiap orang berkomunikasi dengan siapapun dan dimanapun.
Perusahaan ponsel yang dijuluki dengan “Hp Sejuta Umat” ini menciptakan teknologi telepon genggam dengan jaringan GSM pertama yang sempat merajai bisnis seluler selama lebih dari satu dekade. Bahkan di Juni 2008 Nokia kemudian mengakuisisi Symbian Ltd. Beragam produk ponsel dirilis Nokia dengan menggunakan Symbian. Dengan mengandalkan Symbian, Nokia terus melakukan inovasi di produk-produknya yang membanjiri pasaran. Nokia juga mengeluarkan ponsel pertama yang dilengkapi dengan kamera.
Nokia sebenarnya mampu mengantisipasi persaingan. Sebab ponsel buatan Nokia selalu hadir dengan menjangkau semua segmen, yang memiliki berbagai model desain yang unik dan menawan.
Namun, pada tahun 2012 Nokia disaingi pamornya oleh Samsung. Perusahaan ponsel asal Korea ini berinovasi menciptakan Ponsel Pintar atau Smartphone dengan mengusung Sistem Operasi Android. OS Android sendiri adalah system operasi yang dibuat oleh GOOGLE. Sistem operasi ini merupakan system operasi Opensource.
Meski pada awal kemunculan Android, Nokia konon sempat melontarkan ejekan kalau android adalah semut kecil merah yang mudah digencet dan mati. Rasa percaya diri yang berlebihan dan arogansi Nokia sebagai raja seluler membuat perusahaan itu terjebak dalam kondisi inovator dilemma. Ketika ternyata persaingan tak hanya muncul dari Samsung dengan Androidnya, tapi disusul pula oleh Iphone dengan seri Apple-nya membuat perusahaan ini collaps.
Siapa sangka jika Android yang semula dipandang sebelah mata, justru mempunyai banyak fitur yang menarik. Hal ini tentu saja membuat ponsel Nokia semakin ditinggalkan, yang ketika itu masih menggunakan system operasi Symbian. Hingga sejarah mencatat yang pada akhirnya mati adalah Nokia, ketika Nokia tak mampu mengatasi ketertinggalan dalam kompetisi di industri ponsel pintar.
Hingga pada tanggal 3 September 2013 lalu kabar mengejutkan datang dari perusaahaan Finlandia ini. Unit bisnis perangkat dan layanan Nokia dibeli oleh Microsoft seharga 7,2 miliar Dollar AS. Seluruh brand yang pernah diusung Nokia akan beralih menjadi Micro
soft.
Nokia tak hanya kalah bersaing dari Apple, Samsung, Sony, dan Blackberry dalam ponsel pintar high-end, tetapi juga dalam segmen ponsel-ponsel low-end. Nokia kalah dari HTC, Huawei, ZTE, dan Micromax yang memproduksi ponsel-ponsel low-end. Meskipun belakangan Nokia merilis series Asha, semuanya sudah terlambat. Momentum sudah hilang.
Sebenarnya Microsoft berharap penjualan Nokia akan bangkit kembali. Namun, momentum emas sudah terlewati. Nokia yang berganti sistem operasi menjadi Windows Phone tak mampu mengejar pesaingnya. Ketika para kompetitor sudah terlebih dahulu berlomba-lomba menciptakan ponsel yang tak hanya sekedar sebagai alat komunikasi via suara saja, melainkan melalui teknologi video call dan fitur lainnya demi menunjang eksistensi dan media sosial bagi pemakainya.
Meski kedigdayaan Nokia sudah tinggal sejarah, tapi Nokia masih tetap ada walaupun tidak di dalam pasar ponsel melainkan dalam bisnis telekomunikasi dan jasa.
Perkembangan teknologi seluler dari masa ke masa ini memberikan sebuah pelajaran yang berharga bagi kita semua. Nama besar dan kejayaan di masa lalu bukanlah jaminan, karena yang pada akhirnya sanggup bertahan adalah mereka yang sanggup beradaptasi dengan dinamika perkembangan zaman.
Manusia yang dapat segera beradaptasi dengan perubahan keadaan lingkungannya, dia akan tetap survive. Sedangkan mereka yang tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan, maka mereka akan tersingkir dari lingkungannya. Ide perubahan dan kreatif merupakan kunci sukses dalam hidup.
“Kuncinya adalah kerendahan hati dan mau belajar dari kelebihan orang lain, jangan pernah meremehkan apapun dan siapapun” Karena hanya ada 2 hal yang pasti di dunia ini yaitu Tuhan dan perubahan.