Handphone atau ponsel adalah benda yang tak bisa lepas dari kebutuhan manusia sehari-hari. Salah satu hasil dari teknologi modern ini kemudian dinisbatkan menjadi kebutuhan primer. Ketika manusia tidak hanya memerlukan sandang, pangan dan papan tapi juga chargeran.
Ironisnya, ada efek negatif yang disinyalir dapat ditimbulkan oleh perangkat elektronik ini yaitu radiasi. Definisi dari radiasi adalah energi yang ditransmisikan dalam bentuk sinar, gelombang, atau partikel. Radiasi elektromagnetik inilah yang dapat dipancarkan oleh handphone.
Namun, banyaknya informasi yang beredar mengenai radiasi ponsel ini masih simpang siur. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai hal tersebut pun masih belum bisa diyakini kevalidannya. Sehingga diperlukan data akurat mengenai radiasi handphone ini yang telah diketahui melalui penelitian secara empirik.
Sebenarnya jumlah emisi yang dihasilkan ponsel cukup minim. Sebab radiasi justru sangat aktif saat ponsel digunakan untuk membuat atau menerima panggilan. Gelombang radio yang dihasilkan itu dapat diserap oleh tubuh manusia dan memiliki efek pemanasan ringan pada jaringan dalam tubuh.
Namun, ada indikasi kalau radiasi ponsel juga dapat menyebabkan perubahan fungsi sel tubuh. Meskipun perubahan yang terjadi sebagian besar bersifat sementara. Namun, untuk lebih jelasnya beberapa pengetahuan mengenai radiasi akan dijelaskan sebagai berikut:
- Sinyal yang dipancarkan ponsel memang terbukti secara ilmiah dapat menimbulkan sakit kepala berulang. Bagi yang memiliki alergi terhadap gelombang RF yang dipancarkan ponsel, tidak hanya menimbulkan sakit kepala, tapi juga mual dan muntah.
- Belum ada bukti kuat yang dapat membuktikan kalau penggunaan ponsel dapat menimbulkan serangan tumor pada sel tubuh. Akan tetapi, berdasarkan penelitian diketahui bahwa resiko tumor otak semakin meningkat oleh penggunaan ponsel dalam jangka waktu lama.
- Berdasarkan studi penelitian dilaporkan bahwa radiasi ponsel menjadi salah satu penyebab infertilitas. Hal ini bisa terjadi dikarenakan kebiasaan penggunanya yang seringkali mengantongi ponsel di celana saat kondisi ponsel tidak dimatikan. Padahal kondisi ini bila sering dilakukan, pada rentang waktu yang lama dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas) pada pria sebesar 30%.
- Radiasi ponsel berbahaya bagi ibu hamil karena dapat memengaruhi lapisan pelindung pada neuron otak janin. Wanita hamil yang terlalu sering meletakkan ponsel di area tubuh, dapat menyebabkan kerusakan sel pada janin.
- Bahaya radiasi ponsel juga dapat memengaruhi anak-anak yang otaknya masih dalam tahap perkembangan, dan dapat menjadi penyebab masalah prilaku dan psikologisnya.
Ponsel yang sangat berguna itu pun ternyata memiliki dampak radiasi yang cukup mengkhawatirkan. Karena semua orang tentu menggunakannya dalam jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu, yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalisir dampak radiasinya dengan beberapa tips yakni:
- Penggunaan handsfree / headset dalam melakukan atau menerima panggilan telepon, serta menjauhkan posisi ponsel dari kepala.
- Jangan mengulang kebiasaan menyimpan ponsel di saku celana, lebih baik simpan dalam tas. Selain meminimalisir radiasi, tapi juga lebih aman saat berada di tempat umum.
- Matikan ponsel saat tidur adalah cara paling aman dari radiasi ponsel saat penggunanya beristirahat. Tapi, jika ingin ponsel tetap dalam kondisi stanby karena sebagian kebiasaan pengguna lebih suka mengatur alarm bangun tidur di ponselnya, ada baiknya jika ponsel diletakkan di tempat yang agak jauh dari tempat tidur.
- Jika memungkinkan lebih baik gunakan fitur sms, bbm, whatsapp, line dan minimalkan panggilan telepon.
Saat ini sudah banyak produk yang ditawarkan untuk mengurangi radiasi ponsel. Ada yang berupa stiker antiradiasi sampai casing khusus untuk ponsel cerdas yang radiasinya cukup tinggi. Sebuah pengujian independen yang dilakukan majalah Wired menunjukkan, beberapa merek casing antiradiasi memang mampu mengurangi radiasi hingga 66,7%. Meskipun begitu sebaiknya tetap waspada dan biasakan untuk mengurangi penggunaan ponsel apabila tidak terlalu dibutuhkan. Terutama bagi anak-anak yang sel-sel tubuh dan otaknya masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan .